Senin, 27 Juni 2011

KONTRASEPSI DARURAT

Di poskan oleh : Cintya Zareva, Am Keb                                  pada tanggal : 25 mei 2011

Kontrasepsi darurat atau yang biasa disebut morning after pill adalah hormonal tingkat tinggi yang di minum untuk mengontrol kehamilan sesaat setelah melakukan hubungan seks yang beresiko. Pada prinsipnya pil tersebut bekerja dengan cara menghalangi sperma berenang memasuki sel telur dan memperkecil terjadinya pembuahan.
Metode ini telah lebih sering disebut sebagai kontrasepsi pasca sanggama, banyak wanita yang tidak mengetahui metode ini dan metode inisulit di peroleh ( Speroff dan Darney, 2003).
Di Eropa, kemasan – kemasan khusus dengan intruksi tercetak dipasarkan secara apesifik untuk kontrasepsi darurat. Kalaupun tahu, para wanita tersebut tidak memiliki pengetahuan yang akurat dan terinci mengenai metode ini. Sikap yang positif terhadap metode ini membutuhkan pengetahuan dan ketersedian ( Sperooff dan Darney, 2003).
After morning pill termasuk jenis alat kontrsepsi darurat yang idealnya hanya di pakai pada kondisi pelaku hubungan seks tidak menginginkan terjadinya pembuahan. padahal, saat melakukan hubungan seks mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun baik pil spiral, susuk atau bahkan kontrasepsi instant seperti kondom.
Kalangan medis juga merekomendasikan agar After morning pill tidak di rekomendasikan di pakai secara teratur dan sebaiknya hanya di gunkan pada masa – masa darurat saja. Pola pemakaian yang tepat dan suai dengan prosedur sangat di perlukan guna menjamin efek tivitas ini.
Di Indonesia pada tahun 2008 pasangan usia subur ( yang tidak menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 10-11% lebih dari 4 juta pasangan, dan yang memakai sekitar 89% atau lebih dari 1,5 juta pasangan dari jumlah tersebut sekitar 90% mendatangkan kehamilan. Dan dari data tersebut diantara keseluruhan PUS, ada sekitar 65% ibu tidak mengetahui tentang kontrasepsi darurat, 45% lainnya sudah mengetahui, namun tidak mengetahui cara penggunaannya, dan mungkin ini juga dikarenakan kurangnya penyuluhan atau informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Penggunaan alat kontrasepsi memang tidak bias dijamin 100% mencegah kehamilan. Tingat keberhasilan tergantung pada keadaan fisik dan kedisplinan pengguna dan pasanganya. Kehamilan bisa saja terjadi bila ada kelalaian dalam aturan cara pengguna alat kontrasepsi (Ayahbunda, 2008).
After morning pill paling umum di konsumsi dalam 2 dosis, dosis pertama di minum segera mungkin setelah berhubungan seks dalam 72 jam terakhir dan dosis ke 2 di minum 12 jam kemudian.
Kontrasepsi darurat dapat mencegah kehamilan bila di gunakan segera setelah hubungan seksual tampa pengaman, namun tidak boleh di pakai metode KB rutin atau terus menerus
Kontrasepsi darurat tidak sama dengan praktek aborsi loh, karena kontrasepsi darurat untuk mencegah terjadinya pembuahan ( Nidasi ) sedangkan aborsi adalah upaya pembunuhan karena dilakukan saat sudah terjadi pembuahan.
Seperti halnya alat kontrasepsi lainnya, alat kontrasepsi ini juga tidak steril dari efek samping. Efek samping dari kondar terbagi atas :
1. Mual
Keluhan ini pada umumnya hanya terjadi dalam 24 jam pertama setelah pemakaian.
2. Muntah
Bila muntah terjadi < 2 jam setelah pemberian maka pil KB tersebut harus di ulangi lagi. Untuk kasus seperti ini, sebaiknya di berikan obat anti muntah 1 jam sebelum pemberian ulang kondar.
3. Perdarahan
Beberapa pemakaian kondar akan mengalami perdarahan bercak setelah memakai kondar. Hamper sebagian besar pemakai akan mendapat menstruasi sesuai atau lebih cepat dari waktunya. Bila terjadi keterlambatan lebih 7 hari haid semestinya, maka harus di pikirkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
Efek samping lain yang mungkin terjadi seperti nyeri payudara, sakit kepala, pusing, sakkit perut, capek dan jadwal haid yang berubah. ( Depkes RI, 2004)
Di Sumatera Utara pada tahun 2009 pasangan usia subur ( yang tidak menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 15% lebih dari 6 juta pasangan, dan yang memakai sekitar 75% atau lebih dari 3,5 juta pasangan dari jumlah tersebut sekitar 80% mendatangkan kehamilan. Dan dari data tersebut diantara keseluruhan PUS, ada sekitar 69% ibu tidak mengetahui tentang kontrasepsi darurat, 43% lainnya sudah mengetahui, namun tidak mengetahui cara penggunaannya, dan mungkin ini juga dikarenakan kurangnya penyuluhan atau informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan

1 komentar:

  1. Nama obatnya apa ya kok nggak dikasih tahu. Aku mau tahu aja coz temanku janda kemarin kok nggak sengaja aku menemukan obat yang katanya obat tersebut dipakai oleh para pelacur biar tidak hamil

    BalasHapus